Susu itu masih putih meski terkena nila
tempat favorit foto-foto
Mungkin ini adalah tulisan ke sekian mengenai STAN, tetapi tampaknya
masih menarik untuk diperbincangkan, apalagi ini adalah momen yang tepat
untuk membicarakannya ketika siswa-siswi SMA/SMK kelas 3 sebentar lagi
akan merampungkan masa belajarnya dan bersiap mencari tempat studi baru.
Memang, tidak dipungkiri, kampus ini mendapat sorotan tajam dari
berbagai pihak, terkait beberapa tingkah polah salah satu lulusannya
yang menjadi popular di berita nasional akibat menerima suap (korupsi)
dengan segala kehebohannya. Pun akibat dari diyakininya opini bahwa
masih ada praktik-praktik kotor di segala lini Kementerian Keuangan.
Tapi percayalah, bak sekeping logam, segala sesuatu memiliki dua sisi,
ada kebaikan dan keburukan. Generalisasi bukan lagi cara yang bijak
untuk mengambil kesimpulan, jika seorang siswi sekolah “X” hamil di luar
nikah, apakah anda langsung berasumsi semua siswi “X” juga mempunyai
aib yang sama?
Bagaikan pepatah terkenal “anjing
menggonggong kafilah tetap berlalu” juga sesuai dengan lagu mars STAN
“tak mampu badai tak jua halilintar goyahkan citra kampus kita”, semua
sorotan negatif bahkan terkadang fitnah itu dihempaskan begitu saja oleh
angin keprofesionalan yang dilaksanakan alumni-alumninya. Dengan gagah
perkasa mereka melanglang buana, ke seluruh pelosok Indonesia, Aceh
sampai Papua, mengisi pulau-pulau dan kota-kota yang tak hadir di peta,
bahkan rela meninggalkan keluarga tercinta. Bagi pembaca yang merasa ini
adalah hal yang biasa, sebenarnya tidak. Mereka bisa saja bekerja
sedemikian hingga pundi-pundi uangnya cukup untuk membuka usaha. Konon
katanya, alumni STAN juga sebagian ada yang keluar dari PNS, mereka
memilih ‘mengabdi’ di tempat lain meski tentu saja tetap menghargai
almamater dan kantor asalnya. Lalu mengapa masih penuh curiga?
Apa itu STAN
kampus pemecah rekor MURI
Mungkin cukup pengantarnya. Baiklah, sebelumnya saya ingin
memperkenalkan bahwa saya juga alumnus Perguruan Tinggi Kedinasan ini.
Saat ini saya bekerja di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, salah satu
bagian dari Kementerian Keuangan. Sebagai alumnus, saya merasakan
kebahagiaan dan kebanggaan pernah bergabung dengan lingkungan belajar
yang menyenangkan, atmosfer yang membangkitkan harapan, dan teman-teman
yang begitu luar biasa. Seperti halnya Kampus Kedinasan yang lain, STAN
memiliki keistimewaan. “GRATIS, LANGSUNG KERJA!!”, jargon itulah yang
sering muncul di pamflet-pamflet bimbingan belajar masuk STAN, dan juga
seperti itulah kalimat propaganda yang dituliskan pada buku-buku latihan
soal masuk STAN. Tidak salah, jika saya dan sebagian kecil orang
Indonesia ingin dan bersedia masuk STAN. Mengapa di samping “ingin” juga
ada “bersedia”? Tentu saja karena kami harus siap dengan segala resiko
masuk STAN, yaitu di larang menikah selama kuliah dan bersedia
ditempatkan di mana saja ketika lulus. Dua resiko ini dengan sadar kami
abaikan ketika kami bersedia menandatangani Lembaran Surat Pernyataan
bermaterai saat pendaftaran ulang.
STAN adalah nama terkini dari Institut Ilmu
Keuangan (IIK). IIK berdirinya berdasarkan Keppres Nomor:45 Tahun 1974
jo Keppres Nomor : 12 Tahun 1967. Pada tanggal 17 Maret 1975 melalui
Surat Keputusan No.13495/MPK/1975 diperoleh izin penyelenggaraan
pendidikan akuntan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Program
Diploma Keuangan yang semula diselenggarakan terpisah dari STAN, kini
dilimpahkan pengelolaannya kepada Direktur STAN sesuai dengan Surat
Tugas Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan Nomor: ST-098/BP/1997
tanggal 31 Oktober 1997 dan Surat Edaran Kepala Badan Pendidikan dan
Latihan Keuangan Nomor: SE-048/BP/1998 tanggal 29 Oktober 1998.
STAN menyelenggarakan pendidikan Program
Diploma (1 dan 3) bidang Keuangan Negara. Secara hirarki STAN merupakan
bagian dari Kemenkeu, tepatnya berada di bawah Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan (BPPK). Saat ini berlokasi di Kawasan Bintaro,
Tangerang Selatan. Tujuannya tidak lain adalah mendidik mahasiswa supaya
mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidang akuntansi dan keuangan
sektor publik dan mempersiapkan mahasiswa agar kelak menjadi Pegawai
Negeri Sipil yang berdisiplin kuat, berakhlaq tinggi dan penuh dedikasi.
Kurikulum, Pendidikan, dan Aturan
suasana ospek, gak ada perpeloncoan, hebat!
Sebagai kampus kedinasan, kurikulum dan pendidikan mempunyai keunikan
yang tentu saja berbeda dengan kampus lain. Lebih mudahnya mari kita
lihat jurusan-jurusannya (di STAN dikenal dengan ‘spesialisasi’), yaitu
Akuntansi Pemerintah, Administrasi Perpajakan, Kepabean dan Cukai,
Penilai PBB, Pengurusan Piutang dan Lelang Negara, dan Kebendaharaan
Negara. Konon kabarnya (fakta), jumlah mahasiswa di tiap jurusan adalah
proyeksi dari kebutuhan tiap Direktorat Jenderal di Kementerian Keuangan
dalam tiga tahun mendatang. Dari keenam spesialisasi itu, Akuntansi
Pemerintah memimpin jauh dalam hal jumlah mahasiswanya. Ilmu yang
diajarkan di sini lebih umum daripada di spesialisasi lainnya. Hampir
mirip dengan jurusan Akuntansi di kampus lain, hanya mata kuliah yang
terkait pemerintahan lebih banyak porsinya. Sedangkan kurikulum di
spesialisasi lain bisa ditebak dari namanya, misalnya Administrasi
Perpajakan, di sini diajarkan tarif-tarif pajak dan perhitungannya, dsb.
Jika ada yang berminat ikut Ujian Saringan Masuk STAN, tidak perlu
bingung memlilih spesialisasi, karena semuanya baik kok. Karena ada
biasanya disediakan tiga pilihan, kita tak pernah tahu di spesialisasi
mana kita diterima. “Yang penting masuk STAN, apapun jurusannya”,
demikianlah komentar-komentar yang sering muncul dari pendaftar.
Pendidikan di STAN menurut saya patut
dicontoh oleh semua kampus. Di sini aturan-aturan dijalankan dengan
ketat, tetapi sebagai mahasiswa kita masih bisa bernafas. Pakaian harus
sopan, bawahan celana/rok panjang, atasan kemeja warna
putih/biru/abu-abu/krem. Rambut pun harus dicukur rapi, pria tidak
memakai gelang, dsb. Tentu saja untuk mendidik mahasiswa agar bermental
disiplin ala PNS. SKS di STAN sudah paketan, artinya kita tidak perlu
mendaftar karena tiap semester sudah ada jadwal mata kuliah yang harus
kita ikuti tiap minggunya. Mau membolos? Berpikirlah ulang, karena tiap
mahasiswa harus ikut kuliah minimal 80% untuk tiap mata kuliah, atau
rata-rata bisa bolos maksimal 3 kali per semester (dari 8 pertemuan).
Diperbolehkan ijinpun hanya jika ada sakit atau orangtua meninggal, pun
harus menyerahkan surat-surat buktinya pada sekretariat. Jika aturan
kehadiran tidak dipenuhi, mahasiswa tidak bisa ikut UTS atau UAS, dan
tentu saja bernilai E dan otomatis di Drop Out (DO). Selain gara-gara
kehadiran, DO juga bisa dikenakan bagi mereka yang tidak patuh pada
aturan (menyalahi kode-kode disiplin) seperti mencontek/bertanya dan
member jawaban saat ujian, menyuap pengawas, dll. Sekali melakukan
tindakan demikian, pengawas tidak segan-segan mengeluarkan kita, dan
langsung melaporkannya dalam Berita Acara. Ketika saya tingkat tiga,
agar lebih kerasa disiplinnya, STAN pun bekerjasama dengan Markas TNI
terdekat, mereka menjadi pengawas kami saat itu. DO yang berfungsi
pemicu mahasiswa giat belajar juga berlaku terhadap mereka
yang gagal memenuhi batasan IP dan IPK minimal lulus tiap semester.
Untuk saat ini IP (semester ganjil) minimal adalah 2,40, sedangkan IPK
(semester genap) adalah 2,75. Namun tidak perlu khawatir, sebenarnya IP
dan IPK segitu hanya bisa terjadi pada mahasiswa sudah super duper
keterlaluan malasnya. Banyak kok yang dapat IPK 3,5 ke atas. Jadi tak
perlu takut deh mendaftar STAN.
suasana belajar.. tapi biasanya gak pake dasi deh..
Serba-serbi STAN
Sebagai mahasiswa kampus kedinasan, ternyata suasananya seperti di kampus lain. Kita bisa ngapain aja sak karepe udele dewe, asalkan
tidak melanggar aturan dan mendapat restu dari Kepala STAN. Organisasi
Kemahasiswaan begitu laris dibanjiri anggota laksana kolak pisang setiap
mau berbuka, Papan-papan pengumuman penuh dengan pamflet-pemflet acara
dan terkadang bikin mata capek untuk membaca semuanya. Koran kampus,
buklet organisasi, dan bulletin-buletin kerohanian tampak selalu dalam
genggaman mahasiswa. Lapangan “Stantiago Berdebu” tak pernah sepi dari
aksi tiruan Messi dan aneka kompetisi. Hingga kantin pun disulap sebagai
tempat diskusi dan bercanda ria ketika malam.
Mahasiswi UNNES mengikuti kompetisi akuntansi nasional di STAN
Di STAN ada BEM yang jadi pemegang mahkota
eksekutifnya, BLM sebagai legislatifnya. Bukan hanya ditingkat atas, di
tiap spesialisasi fungsi eksekutif dan yudikatif juga ada organisasinya.
Yang keagamaan pun tak mau kalah. Tempat ibadah penuh dengan
acara-acara menyejukkan. Buat yang punya hobi spesifik juga banyak UKM
yang bisa diikuti (ada sekitar 40an), music, fotografi, diskusi ilmiah,
futsal, tentu saja ada. Bahkan yang sangat unik macam Permainan Rubik,
Toy camera, Sulap, pun ada lho.. Berbagai perhelatan acara baik tingkat
kampus, regional, maupun nasional sudah diselenggarakan oleh berbagai
organisasi tersebut. Ada juga SPEAK (spesialisasi anti korupsi), sebagai
organisasi penggerak semangat anti korupsi yang bekerja sama dengan KPK
dan ICW. Saya pun mengaku sempat mengecap dan menelan suka duka di
beberapa organisasi karena saya yakin hal ini mampu meningkatkan soft skill saya sebagai bekal di dunia kerja.
Lulus STAN, terus?
Bicara tentang STAN memang tak ada habisnya
tapi rasanya cukup sampai di atas. Lalu bagaimana setelah lulus? Jika
ada orang yang bilang STAN bukan lagi kedinasan, acuhkan saja, karena
sampai sekarang tidak ada keinginan dari pejabat Kemenkeu untuk
menghilangkan sifat kedinasan di STAN. Bahkan posisinya semakin
diperkuat dengan status Badan Layanan Umum (BLU) di mana STAN
diperkenankan memberikan layanan-layanan sebagai tambahan pemasukan,
maksud saya layanan lain seperti sewa gedung, diklat, dll. Kalau untuk
mahasiswa (saya mengalami sendiri) semuanya GRATIS alias Rp 0,-. Saya
hanya membayar pas daftar ulang dan wisuda (jika ingin ikut), itupun
dibayarkan kepada otoritas kemahasiswaan bukan kepada sekreterias STAN
dan sifatnya ‘tidak’ wajib. Penempatan lulusan STAN untuk angkatan saya
masih acak, jadi ada beberapa mahasiswa yang penempatannya tidak sesuai
dengan spesialisasinya waktu kuliah (kecuali Akuntansi Pemerintah yang
memang bisa kemana saja). Status ketika mulai magang adalah tenaga kerja
honorer dengan honor ‘lumayan’ per bulannya, dan menjadi CPNS ketika
SKnya telah diterbitkan. Saya pun harus siap melanglang buana tahun ini,
karena Ditjen Perbendaharaan mempunyai kantor yang tersebar di pelosok
negeri (177 unit). Doakan saya..
Jadi gimana.. mau masuk STAN? Yang perlu
diperhatikan: 1) Pelajari soal-soal tahun lalu, karena tipe soal hampir
sama dari tahun ke tahun, kuasai semuanya, ini yang paling penting!! 2)
Jangan jadikan STAN pilihan satu-satunya, dulu saya juga sudah kuliah di
PTN di Semarang, 3) Kondisi saat mengerjakan harus fit, 4) boleh ikut
bimbel tapi percayalah anda yang menentukan semuanya, 4) Jangan
bertindak curang, sudah banyak kasus yang berhasil diungkap, 5) Jangan
merasa aman karena anaknya pejabat Kemenkeu, karena USM STAN sangat
fair, 6) Minta doa dan restu orang tua, 7) Pahami sistemnya, nilai akan
diperingkat nasional, tidak ada kuota-kuota per daerah / tempat daftar,
mendaftar di manapun peluangnya sama, 8) Berdoalah pada Tuhan, jika anda
ingin masuk STAN karena ingin merugikan negara, saya doakan agar anda
GAGAL TOTAL dalam USM tersebut!
Biasanya pendaftaran STAN dibuka antara bulan
Mei-Juni-Juli, jadi aktiflah untuk mencari informasi dari kakak kelas
yang kuliah di STAN, atau lebih efektifnya langsung buka situs resminya www.stan.ac.id.
Saya berharap info ini dapat bermanfaat bagi
siswa-siswi SMA, terutama mereka yang punya potensi tetapi ragu-ragu
untuk kuliah karena terbentur biaya. Asal niat kalian bersih, jangan
ragu untuk memilih STAN, apapun omongan orang. OK!
Dan akhirnya saya hanya bisa mengucapkan
Alhamdulillah atas kehendakNya saya diijinkan merasakan kuliah di kampus
yang benar-benar hebat. Segala nama baiknya semoga tak akan pernah
terkikis dengan kelakuan oknum, isu-isu miring, bahkan fitnah tak
berdasar. Lihatlah anak-anak yang mampu membahagiakan ibu kandungnya
(STAN) dan bangsanya macam Helmy Yahya, Edwin Manansang, Amin Sunaryadi
(mantan wakil KPK), dan Haryono Umar (salah satu Ketua KPK sekarang)
bukan anak-anak cacatnya. Jayalah terus almamaterku!!
Di bawah ini saya sertakan daftar kampus-kampus kedinasan dan situsnya, semoga bermanfaat..
1. STIS (www.stis.ac.id) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, di bawah Badan Pusat Statistik
3. MMTC (www.mmtc.ac.id) Sekolah Tinggi Multi Media Training Center di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo)
5. STKS (www.stks.ac.id) Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, di bawah Kementerian Sosial RI
6. STPN (www.stpn.ac.id) Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, di bawah Badan Pertanahan Nasional RI.
7. IPDN Institut Pemerintahan Dalam Negeri, di bawah Kementerian Dalam Negeri RI.
9. STTT (www.stttekstil.ac.id) Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, di bawah Kementerian Perindustrian RI bekerja sama dengan Pemerintah Jerman.
10. AMG (www.amg.ac.id ) Akademi Meteorologi dan Geofisika, di bawah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
11. ATK (www.atk.ac.id) Akademi Teknologi Kulit, di bawah Departemen Perindustrian RI.
12. STTD (www.sttdbekasi.ac.id) Sekolah Tinggi Transportasi Darat, di bawah Kementerian Perhubungan RI.
13. PTKI Medan- Pendidikan Teknologi Kimia Industri Medan.
14. STAN (www.stan.ac.id) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, di bawah Kementerian Keuangan RI.